Editing Photos

Editing Photos

Sabtu, 26 Oktober 2013

Makalah Motivasi Kerja dan Insentif Organisasi



BAB I
PENDAHULUAN
I.     Latar belakang
       Motivasi berasal dari bahasa latin ‘movere’ yang berarti “dorongan atau daya penggerak”.Motivasi ini sangat diperlukan oleh seseorang dalammenjalankan segala aktifitasnya. Dalam menjalankan hidup,motivasi sangat dibutuhkan untuk menjalankan sesuatu dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Seseorang hanya dapat bekerja dengan baik apabila ia mendapatkan motivasi kerja yang baik juga. Motivasi kerja tidak hanya bersumber dalam diri orang itu saja, melainkan memerlukan perpaduan baik dari diri sendiri maupun dari orang lain.
Peningkatan kinerja sumber daya manusia dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Peran insentif cukup besar dalam membentuk sumber daya manusia yang potensial sehingga melahirkan kinerja yang mampu bersaing diera globalisasi ini. Disadari sepenuhnya bahwa sumber daya manusia merupakan faktor yang paling penting didalam pencapaian tujuan organisasi. Insentif merupakan salah satu bentuk pemberian penghargaan yang diberikan kepada seseorang terkait dengan kontribusi sesorang dalam pencapaian tujuan suatu organisasi.

2.  Rumusan masalah
1. Apa pengertian Motivasi dan Insentif ?
2. Apa saja jenis-jenis Insentif ?
3. Bagaimana syarat-syarat pemberian insentif ?





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Motivasi
            Salah satu aspek yang sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan suatu organisasi/instansi adalah motivasi kerja SDM yang ada dalam lingkungan organisasi/instansi tersebut. Motivasi merupakan variabel perantara yang digunakan untuk menerangkan faktor-faktor dalam diri individu, yang dapat membangkitkan, mempertahankan dan menyalurkan tingkah laku suatu tujuan tertentu (J.P. Chaplin).
Motivasi berhubungan dengan kekuatan (dorongan) yang berada di dalam diri manusia, sehingga motivasi kerja menunjuk pada kondisi-kondisi (di dalam dan di luar individu) yang menyebabkan adanya keragaman dalam intensitas, kualitas, arah dan lamanya perilaku kerja.
Beberapa definisi mengenai motivasi yang dikemukakan oleh ahli:
H. Hadari Nawawi (2005:351) menyatakan bahwa: “Motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan sesuatu perbuatan (kegiatan)”.
Menurut maslow, dalam Robbins (2006:166) mengemukakan bahwa: “Motivasi adalah suatu proses pemenuhan kebutuhan”
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2002:93) menyatakan bahwa:
“Motivasi adalah kondisi yang menggerakkan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari motifnya”
Motivasi adalah alasan seseorang untuk melakukan sesuatu aksi atau tindakan, sehingga orang-orang yang tidak beraksi atau bertindak, sering kali kita sebut tidak memiliki motivasi. Motivasi ini bisa muncul dari dalam diri kita ataupun dari luar diri kita.
Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan yang dimiliki individu yang merangsang untuk melakukan tindakan (kegiatan) dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
B.     Sumber-Sumber Motivasi
  Adapun sumber-sumber motivasi pada diri kita adalah :
  1. Tuhan, merupakan sumber motivasi dari luar diri dan merupakan sumber motivasi yang paling tinggi dalam diri kita dan biasanya sumber motivasi dari Tuhan, memiliki kekuatan yang besar dan sangat luar biasa. Tuhan adalah sumber motivasi yang tidak akan habis, jika kita selalu menjalin hubungan dan melaksanakan apa yang Dia inginkan. Dengan menyerahkan seluruh persoalan dan mencari solusi dengan Tuhan sebagai penunjuk jalan pemecahan persoalan, maka semua ada jalan keluarnya.
  2. Diri sendiri, dimana keputusan dalam mencapai sesuatu yang kita inginkan berada di tangan kita. Didalam diri manusia, tinggal kekuatan yang sedang tidur, kekuatan yang dapat mencengangkan orang yang memilikinya, yang tidak pernah dia impikan bahwa selama ini dia ternyata memilikinya. Untuk membangun kekuatan itu terserah pada diri kita, kembangkan bakat..carilah..galilah..temuilah.
  3. Orang bijak, seperti guru, orang tua atau rohaniawan dan orang sukses,  yang banyak memberikan motivasi-motivasi membangun pada diri kita. Bergaul dengan orang bijak, akan membuat kita semakin bijak. Bergaul dengan orang sukses, akan membuat kita sukses, karena kita bisa belajar kepada diri mereka. Jika anda ingin menjadi pemimpin, bergaulah dengan pemimpin.
  4. Membaca buku, dimana pada saat ini banyak buku-buku motivasi yang sangat bagus dan dikarang oleh orang-orang yang ahli. Banyaklah membaca buku yang dapat memotivasi kita untuk menjadi lebih baik.
C.     Teori Motivasi Kerja
Motivasi sebenarnya memiliki beberapa teori dari beberapa pendapat tokoh, teori tersebut antara lain teori Motivasi Klasik oleh F.W Taylor, teori Maslow’s Need Hierarchy oleh A.H.  Maslow, Herzberg’s two factor theory oleh Frederick Herzberg, Mc. Clelland’s achievement  Motivation Theory oleh Mc. Clelland, Alderfer Existence, Relatedness And Growth  (ERG) Theory oleh Alderfer, teori Motivasi Human Relation, teori Motivasi Claude S. Geogre. Namun, dari beberapa teori di atas penulis mencantumkan dua teori Maslow’s Need Hierarchy oleh A.H. Maslow dan Herzberg’s two factor theory oleh Frederick Herzberg.
a.  Teori Motivasi menurut Abraham Maslow
Setiap manusia mempunyai needs (kebutuhan, dorongan, intrinsic dan extrinsic  factor), yang  pemunculannya  sangat  tergantung  dari kepentingan  individu. Dengan  kenyataan  ini, kemudian A. Maslow (Siagian, 1996: 149) membuat needs hierarchy theory untuk  menjawab tentang tingkatan kebutuhan manusia tersebut. Kebutuhan manusia diklasifikasi menjadi lima hierarki kebutuhan yaitu :
1) Kebutuhan Fisiologis ( Physiological Needs )
Perwujudan dari kebutuhan fisiologis  adalah  kebutuhan  pokok manusia  yaitu  sandang,  pangan,  papan, dan kesejahteraan  individu.Kebutuhan  ini  dipandang  sebagai  kebutuhan  yang  paling  mendasar, karena tanpa pemenuhan kebutuhan tersebut, seseorang  tidak  dapat dikatakan  hidup normal. Meningkatnya  kemampuan  seseorang cenderung mereka berusaha meningkatkan pemuas kebutuhan dengan pergeseran  dari  kuntitatif  ke  kualitatif. Kebutuhan  ini  merupakan kebutuhan  yang  amat  primer,  karena  kebutuhan  ini  telah  ada  dan terasa  sejak  manusia  dilahirkan. Misalnya  dalam  hal  sandang. Apabila tingkat kemampuan seseorang masih rendah, kebutuhan akan sandang  akan  dipuaskan  sekedarnya  saja.  Jumlahnya  terbatas  dan mutunya  pun  belum  mendapat  perhatian  utama  karena  kemampuan untuk itu memang masih terbatas. Akan tetapi bila kemampuan seseorang  meningkat,  pemuas  akan kebutuhan sandang  pun  akan ditingkatkan, baik sisi jumlah maupun mutunya.
Demikian pula dengan  pangan, seseorang dalam hal  ini  guruyang  ekonominya  masih  rendah,  kebutuhan  pangan  biasanya  masih sangat  sederhana. Akan  tetapi  jika  kemampuan  ekonominya meningkat, maka pemuas kebutuhan akan  pangan pun akan meningkat.  Hal  serupa  dengan kebutuhan akan papan/perumahan. Kemampuan ekonomi seseorang akan  mendorongnya  untuk memikirkan  pemuas  kebutuhan perumahan  dengan  pendekatan kuantitiatif dan kualitatif sekaligus.
2) Kebutuhan Rasa Aman (  Safety Needs )
Kebutuhan  keamanan  harus  dilihat  dalam  arti  luas,  tidak  hanya diartikan  dalam  arti  keamanan fisik semata, tetapi juga keamanan psikologis dan perlakuan yang adil  dalam  pekerjaan.Karena  pemuas kebutuhan ini terutama dikaitkan dengan kekaryaan seseorang, artinya keamanan dalam arti fisik termasuk keamanan seseorang didaerah tempat tinggal, dalam perjalanan menuju ke tempat bekerja, dan keamanan di tempat kerja.
3) Kebutuhan Sosial (  Social Needs )
Manusia  pada  hakekatnya  adalah  makhluk  sosial, tidak  dapat memenuhi  kebutuhan  sendiri dan pasti memerlukan bantuan orang lain, sehingga mereka harus berinteraksi dalam memenuhi kebutuhan tersebut.  Kebutuhan sosial tercermin dalam empat  bentuk  perasaan yaitu:
a) Kebutuhan  akan  perasaaan diterima orang  lain dengan siapa ia bergaul dan  berinteraksi  dalam  organisasi  dan  demikian  ia memiliki  sense of belonging  yang tinggi.
b) Harus diterima sebagai kenyataan bahwa setiap orang mempunyai jati diri  yang  khas dengan  segala  kelebihan dan kekurangannya. Dengan  jati  dirinya itu, setiap  manusia  merasa  dirinya  penting, artinya ia memiliki sense of importance.
c) Kebutuhan akan perasaan maju dan tidak akan gagal sering disebut sense of  accomplishment.  Tidak ada orang yang merasa senang apabila ia menemui kegagalan, sebaliknya ia senang apabila ia menemui keberhasilan.
d) Kebutuhan akan perasaan diikutsertakan ( sense of participation ). Kebutuhan ini sangat  terasa dalam  hal  pengambilan keputusan yang  menyangkut diri dan tugas sendiri. Sudah  barang  tentu bentuk  dari  partisipasi  itu  dapat beraneka ragam seperti dikonsultasikan,  diminta  memberikan  informasi, didorong memberikan saran.
4) Kebutuhan akan Harga Diri ( Esteem Needs  ).
Semua orang memerlukan pengakuan  atas  keberadaan statusnya oleh orang lain.  Situasi  yang ideal  adalah apabila  prestise itu timbul akan  menjadikan  prestasi  seseorang. Akan  tetapi  tidak  selalu demikian, karena dalam hal ini semakin tinggi kedudukan seseorang, maka  akan  semakin banyak hal yang digunakan sebagai  simbol statusnya  itu.  Dalam  kehidupan organisasi banyak fasilitas yang diperoleh seseorang dari organisasi untuk menunjukkan kedudukan statusnya dalam organisasi. Pengalaman menunjukkan bahwa baik dimasyarakat yang masih tradisional maupun di lingkungan masyarakat yang sudah maju, simbol-simbol status tersebut tetap mempunyai makna penting dalam kehidupan berorganisasi.
5) Aktualisasi Diri (Self Actualization )
Hal  ini  dapat  diartikan  bahwa  dalam  diri  seseorang  terdapat kemampuan  yang  perlu  dikembangkan, sehingga dapat memberikan sumbangsih yang besar terhadap kepentingan  organisasi. Melalui kemampuan kerja yang semakin meningkat akan semakin mampu memuaskan berbagai kebutuhannya dan pada tingkatan ini orang cenderung untuk selalu mengembangkan diri serta berbuat yang lebih baik.
b. Teori Dua Faktor Herzberg
Menurut Herzberg (Hasibuan, 1996: 108), ada dua jenis faktor yang mendorong  seseorang  untuk  berusaha  mencapai  kepuasan  dan menjauhkan  diri  dari  ketidakpuasan.  Dua  faktor  itu  disebutnya  faktorhigiene (faktor  ekstrinsik)  dan faktor  motivator  (faktor  intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk di dalamnya  adalah  hubungan  antar  manusia,  imbalan,  kondisi lingkungan, dan sebagainya  (faktor  ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai  kepuasan, yang termasuk di dalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik).
D.    Pengertian Insentif
  Insentif merupakan salah satu jenis penghargaan yang dikaitkan dengan penilaian kinerja karyawan. Semakin tinggi kinerja karyawan, semakin besar pula insentif yang diberikan oleh perusahaan.Pelaksanaan sistem insentif dilakukan untuk meningkatkan produktivitas karyawan terhadap output yang dihasilkan, seperti yang dikemukakan oleh beberapa para ahli, diantaranya:
Beberapa pengertian insentif menurut para ahli antara lain Jiwo Wangso dan Kartanto Broto Harsono (2003:101) adalah: “Insentif merupakan elemen atau balas jasa yang diberikan secara tidak tetap atau bersifat variabel tergantung pada kondisi pencapaian prestasi kerja karyawan”.
Sedangkan pengertian insentif menurut Marihot Tua Effendi Hariandja (2005;265) adalah:
 “Insentif merupakan bentuk pembayaran langsung yang dikaitkan dengan kinerja dan gain sharing dan diartikan sebagai pembagian keuntungan bagi pegawai akibat peningkatan produktivitas atau penghematan biaya”. Demikian halnya pendapat Sarwoto (2000:144) mengenai:
“Insentif yaitu salah satu sarana motivasi yang dapat diberi batasan sebagai perangsang ataupun pendorong yang diberikan dengan sengaja kepada karyawan agar dalam diri mereka timbul semangat yang lebih besar untuk berpartisipasi dengan perusahaan”.
Pengertian insentif menurut Winardi (2001:373) adalah:
 “Dorongan untuk mencapai lebih banyak output kerja untuk mencapai pembayaran lebih banyak terutama dipengaruhi oleh pentingnya relatif banyak uang bagi pihak yang menerimanya dan evaluasi orang yang bersangkutan, tentang adilnya rencana berdasarkan apa yang diperoleh ekstra tersebut”.
Menurut T. Hani Handoko (2002:176), menyatakan bahwa pengertian insentif adalah :   
    “Perangsang yang ditawarkan kepada para karyawan untuk melaksanakan kerja sesuai atau lebih tinggi dari standar-standar yang telah ditetapkan”.
Sedangkan menurut Malayu SP. Hasibuan (2001:118), mengatakan bahwa insentif adalah :
“Tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu yang prestasinya diatas prestasi standar”.
Menurut Anwar Prabu Mangkungara (2002:89), mangatakan pengertian insentif adalah :
“Suatu penghargaan dalam bentuk uang yang diberikan oleh pihak pemimpin organisasi kepada
karyawan agar mereka bekerja dengan motivasi yang tunggi dan berprestasi dalam pencapaian
tujuan-tujuan organisasi”.
Hendri simamora (2004:514), mengatakan bahwa pengertian insentif adalah :
“Kompensasi yang mengaitkan bayaran atas dasar untuk dapat meningkatkan produktivitas para karyawan guna mencapai keunggulan yang kompetitif”.
Menurut H. Hadari Nawawi (2003:317), mengemukakan bahwa insentif adalah :
“Penghargaan atau ganjaran yang diberikan untuk memotivasi para karyawan agar produktiviyasnya tinggi dan sifatnya tidak tetap”.
Sedangkan menurut Mutiara S. Panggabean (2002:89), mengatakan bahwa insentif adalah :
“Penghargaan dalam bentuk uang yang diberikan kepada mereka yang dapat bekerja melampaui standar yang telah ditentukan”.
Berdasarkan uraian diatas dapat dibuat kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan insentif adalah suatu penghargaan dalam bentuk uang yang diberikan oleh pihak pimpinan kepada karyawan agar mereka bekerja dengan motivasi yang tinggi, berprestasi dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi atau pemberian uang diluar gaji sebagai pengakuan terhadap prestasi kerja dan kontribusi karyawan kepada organisasi.
Insentif adalah suatu penghargaan dalam bentuk material atau non material yang diberikan oleh pihak pimpinan organisasi perusahaan kepada karyawan agar mereka bekerja dengan motivasi yang tinggi dan berprestasi dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan, dengan kata lain pemberian insentif adalah pemberian uang diluar gaji sebagai pengakuan terhadap prestasi kerja dan kontribusi terhadap karyawan kepada perusahaan. Pelaksanaan insentif dimaksudkan untuk meningkatkan produktifitas karyawan dan mempertahankan karyawan yang berprestasi agar tetap berada dalam perusahaan. Insentif adalah dorongan agar seseorang agar mau bekerja dengan baik dan agar dapat mencapai produktivitas yang tinggi sehingga dapat membangkitkan gairah kerja dan motivasi yang tinggi.
E.     Jenis-Jenis Tipe Insentif
  Menurut Sarwoto (2000:144) secara garis besar jenis insentif dapat digolongkan menjadi dua :
1.      Insentif material
Ada bermacam-macam cara dalam memberikan balas jasa kepada karyawan untuk pekerjaan yang telah dilaksanakan. Balas jasa seseorang pekerja dapat didasarkan pada:
    1. Waktu
b.      Berwujud gaji dengan jumlah tertentu yang dibayarkan perbulan kepada seorang karyawan. Cara ini dapat digunakan bilaman sulit atau mahal biayanya untuk mengukur hasil pekerjaan karyawan yanng bersangkutan.
c.       Hasil pekerjaan
d.      Diwujudkan dalam bentuk pembayaran yang dibayarkan berdasarkan besar kecilnya hasil pekerjaan.
e.       Gabungan waktu
f.       Diwujudkan dalam bentuk kombinasi antara waktu dengan hasil pekerjaan yang dihasilkan pekerja yang dilaksanakan dengan baik.
Insentif material dapat diberikan dalam bentuk:
1)      Uang
Insentif material yang berbentuk uang dapat diberikan dalam berbagai macam, antara lain:
a)      Bonus
1.      Uang yang dibayar sebagai balas jasa atas hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan
2.      Diberikan secara selektif dan khusus kepada pekerja yang berhak menerimanya
3.      Diberikan sekali terima tanpa sesuatu ikatan dimasa yang akan datang
b)      Komisi
1.      Merupakan sejenis bonus yang dibayarkan kepada pihak yang menghasilkan pekerjaan yang baik
2.      Lazimnya dibayarkan sebagai bagian dari pada penjualan dan diterima kepada pekerja bagian penjualan
c)      Profit sharing
            Dalam hal pembayaran dapat diikuti macam-macam pola, tetapi biasanya mencakup pembayaran berupa sebagian dari laba bersih yang disetorkan kedalam sebuah dana dan kemudian dimasukkan kedalam daftar pendapatan setiap karyawan.
d)     Kompensasi yang ditangguhkan
            Ada dua macam program balas jasa yang mencakup pembayaran dikemudian hari yaitu pensiun dan pembayaran kontraktual. Pensiun mempunyai nilai insentif karena memenuhi salah satu kebutuhan pokok manusia yaitu menyediakan jaminan sosial ekonomi setelah berhenti bekerja. Pembayaran kontraktual adalah pelaksanaan perjanjian antara perusahaan dan karyawan dimana karyawan setelah selesai masa kerja akan dibayarkan sejumlah uang tertentu selama periode waktu yang telah ditentukan.
2)      Jaminan sosial
Insentif material yang diberikan dalam bentuk jaminan sosial yang lazimnya diberikan secara kolektif, tidak ada unsur kompetitif atau persaingan, setiap karyawan dapat memperolehnya sama rata dan otomatis.
Bentuk jaminan sosial ada beberapa macam antara lain:
a.       Pemberian rumah dinas
b.      Pengobatan secara cuma-cuma
c.       Berlangganan surat kabar atau majalah secara gratis
d.      Cuti sakit dan melahirkan dengan tetap mendapatkan pembayaran gaji
e.       Pemberian tugas belajar (pendidikan dan pelatihan)
f.       Pemberian piagam pembayaran
g.      Kemungkinan untuk membayar secara angsuran oleh karyawan atas pembelian barang-barang dari koperasi perusahaan
2.      Insentif non-material
Insentif non-material dapat diberikan dalam berbagai macam bentuk, antara lain:
a.       Pemberian gelar (title) secara resmi.
b.      Pemberian balas jasa
c.       Pemberian piagam penghargaan
d.      Pemberian promosi
e.       Pemberian hak untuk menggunakan sesuatu atribut dan fasilitas perusahaan
f.       Pemberian pujian atau ucapan terima kasih secara formal maupun informal.

F.      Syarat-Syarat Pemberian Insentif
Menurut Panggabean (2002:92) syarat tersebut adalah:
1. Sederhana, peraturan dari sistem insentif harus singkat, jelas dan dapat dimengerti.
2. Spesifik, karyawan harus mengetahui dengan tepat apa yang diharapkan untuk mereka lakukan.
3. Dapat dicapai, setiap karyawan mempunyai kesempatan yang masuk akal untuk memperoleh sesuatu.
4. Dapat diukur, sasaran yang dapat diukur merupakan dasar untuk menentukan rencana insentif. Program dolar akan sia-sia (dan program evaluasi akan terhambat), jika prestasi tertentu tidak dapat dikaitkan dengan dolar yang dibelanjakan.

Menurut Heidjrahman Ranupandojo dan Suad Husnan (1990 : 163) sifat dasar pengupahan agar proses pemberian insentif berhasil:
a. Pembayaran hendaknya sederhana sehingga dapat dimengerti dan dihitung oleh karyawan itu sendiri.
b. Penghasilan yang diterima karyawan seharusnya langsung menaikkan output.
c. Pembayaran dilakukan secepat mungkin.
d. Standar kerja ditentukan dengan hati-hati. Standar kerja yang terlalu tinggi maupun rendah dapat berakibat buruk.
e. Besarnya upah normal dengan standar jam kerja hendaknya cukup merangsang pekerja untuk bekerja lebih giat.






BAB III
PENUTUP
a.       Kesimpulan
Motivasi berhubungan dengan kekuatan (dorongan) yang berada di dalam diri manusia, sehingga motivasi kerja menunjuk pada kondisi-kondisi (di dalam dan di luar individu) yang menyebabkan adanya keragaman dalam intensitas, kualitas, arah dan lamanya perilaku kerja.      
Insentif adalah dorongan pada seseorang agar mau bekerja dengan baik dan agar lebih dapat mencapai tingkat kinerja yang lebih tinggi sehingga dapat membangkitkan gairah kerja dan motivasi seorang pegawai, jadi seseorang mau bekerja dengan baik apabila dalam dirinya terdapat motivasi, yang menjadi masalah adalah bagaimana pula menciptakan gairah kerja dan motivasinya, sebab walaupun motivasi sudah terbentuk apabila tidak disertai dengan gairah kerjanya maka tetap saja pegawai tersebut tidak akan bisa bekerja sesuai yang diharapkan.
Di mana pada prinsipnya pemberian insentif menguntungkan kedua belah pihak. Perusahaan mengharapkan adanya kekuatan atau semangat yang timbul dalam diri penerima insentif yang mendorong mereka untuk bekerja dengan lebih baik dalam arti lebih produktif agar tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan/instansi dapat terpenuhi sedangkan bagi pegawai sebagai salah satu alat pemuas kebutuhannya.
b.      Saran
Demikian yang dapat kami dapat paparkan mengenai Motivasi Kerja dan Insentif Organisasi, tentunya kami menyadari betul atas segala kekurangannya. Maka dari itu, kami berharap para pembaca dan penyimak memberikan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini berguna khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi pihak penulis.

DAFTAR PUSTAKA

1 komentar:

  1. Casinos Near Me - JT Hub
    Looking for the nearest casino? 구미 출장안마 Check out our map and 구리 출장샵 get your answer! Casinos Near Me · Topgrip Hotels near me 양산 출장안마 · 계룡 출장안마 Las Vegas Casino · Holiday 안성 출장안마 Inn Express Express Hotel & Suites

    BalasHapus